Lingkup.id – Kemenangan 2-1 yang diraih AC Milan atau yang sering dijuluki degan Rossoneri, tidaklah datang dengan mudah.
Hampir sepanjang babak kedua, Milan harus bermain dengan sepuluh orang setelah Pervis Estupiñán diganjar kartu merah.
Situasi semakin sulit ketika Napoli mendapatkan hadiah penalti yang sukses dieksekusi Kevin De Bruyne, sehingga tuan rumah hanya unggul tipis satu gol dan dipaksa bertahan hingga peluit akhir.
Meski demikian, Milan memperlihatkan daya juang luar biasa. Pertahanan yang disiplin dan semangat kolektif membuat mereka mampu mengamankan tiga poin penting.
Hasil ini tidak hanya mengangkat posisi klub ke puncak klasemen sementara, tetapi juga menjadi bukti bahwa skuad asuhan Massimilliano Allegri semakin matang menghadapi tekanan.
Sejak awal, duel melawan Napoli sudah diprediksi menjadi laga sulit. Babak pertama dikuasai Milan dengan permainan agresif dan terorganisir, namun situasi berubah drastis di babak kedua.
Kehilangan satu pemain dan dihantam penalti membuat Milan harus mengubah strategi. Alih-alih menyerang, Rossoneri lebih fokus bertahan rapat dan memanfaatkan serangan balik.
Pendekatan ini terbukti ampuh. Napoli yang dikenal memiliki kualitas individu tinggi kesulitan menembus barisan pertahanan Milan.
Kemenangan ini menunjukkan bahwa dengan disiplin bertahan, peluang kebobolan bisa ditekan seminimal mungkin.
Allegri terus bereksperimen dengan susunan pemain. Sejak laga pramusim melawan Arsenal, Milan mencoba formasi dengan dua gelandang serang, didukung lini tengah ganda, serta Rafael Leao yang dimainkan sebagai penyerang utama.
Fleksibilitas taktik ini memberi ruang bagi pemain lain seperti Pulisic, Gimenez, Nkunku, hingga Loftus-Cheek untuk berperan di beberapa posisi sekaligus.
Meski belum sepenuhnya bugar setelah cedera panjang, Leao tetap menjadi tumpuan utama lini depan.
Gimenez menunjukkan kerja kerasnya, sementara Nkunku dianggap sebagai sosok yang mampu memberikan kontrol permainan lebih baik walau belum banyak mendapat menit bermain.
Kehadiran Modric di lini tengah juga membawa dimensi baru. Dengan pengalaman dan kecerdasannya, ia mampu menjaga keseimbangan tim, terutama dalam mengatur ritme dan mencegah serangan lawan sejak awal.
Kemenangan atas Napoli menjadi penebus setelah hasil kurang memuaskan melawan Cremonese. Pada laga tersebut, Milan kebobolan dari dua peluang minim lawan akibat kelengahan sendiri.
Dari pengalaman itu, Allegri menekankan pentingnya konsentrasi penuh sepanjang laga. Semakin sering para pemain tampil bersama, semakin solid pula kekompakan yang terbangun.
Perjalanan Milan belum selesai. Selanjutnya, Rossoneri akan berhadapan dengan Juventus, mantan tim yang pernah ditangani Allegri.
Pertandingan itu dipastikan menjadi sorotan besar, karena kemenangan akan semakin menguatkan asa Milan untuk meraih Scudetto musim ini.
Namun, sang pelatih menekankan bahwa tim harus melangkah setahap demi setahap dan tidak terburu-buru membicarakan gelar juara.
Untuk saat ini, kemenangan atas Napoli menjadi bukti bahwa Milan tidak hanya memiliki kualitas permainan menyerang, tetapi juga kekuatan mental untuk bertahan dalam situasi sulit.
Jika konsistensi ini terus terjaga, peluang mereka mengakhiri musim dengan prestasi besar akan semakin terbuka.***