Lingkup.id Serba - Serbi Olahraga & Kesehatan NPCI Jabar Siapkan Masa Depan Atlet Disabilitas Pasca Prestasi Lewat Pelatihan Kewirausahaan
Olahraga & Kesehatan

NPCI Jabar Siapkan Masa Depan Atlet Disabilitas Pasca Prestasi Lewat Pelatihan Kewirausahaan

Lingkup.id, BandungMenjelang akhir tahun 2025, National Paralympic Committee Indonesia (NPCI) Jawa Barat tak hanya fokus pada prestasi olahraga, tetapi juga mulai menyiapkan masa depan atlet dan mantan atlet penyandang disabilitas setelah karier kompetitif mereka. Komitmen tersebut diwujudkan melalui Pelatihan Keterampilan Atlet dan Mantan Atlet yang digelar di Hotel Serela, Kota Bandung, Kamis (18/12/2025).

Pelatihan yang berlangsung selama dua hari, 18–19 Desember 2025, ini diikuti oleh perwakilan 27 pengurus cabang NPCI kota dan kabupaten se-Jawa Barat. Salah satu materi utama yang mendapat perhatian besar adalah penguatan mental dan wawasan kewirausahaan sebagai bekal kemandirian ekonomi atlet disabilitas.

Pengusaha rumah makan khas Sunda Ampera, Yuheni, hadir sebagai narasumber dan membagikan pengalamannya membangun usaha dari nol hingga berkembang lintas generasi. Ia menekankan bahwa keberanian memulai, konsistensi, serta kepercayaan diri menjadi kunci utama dalam dunia usaha—nilai-nilai yang sejatinya sudah dimiliki para atlet disabilitas.

“Hidup itu perjuangan. Teman-teman disabilitas ini justru sudah terlatih menghadapi tantangan. Mereka juara, terbukti dengan medali dan prestasi. Tinggal bagaimana mental juara itu dipakai di dunia usaha,” ujar Yuheni.

Putri kelima pendiri RM Ampera tersebut menegaskan bahwa memulai usaha tidak selalu membutuhkan modal besar. Menurutnya, kemampuan yang sudah dimiliki atlet justru bisa menjadi pondasi utama bisnis yang akan dijalani.

“Semua usaha pasti berangkat dari nol. Yang penting berani dulu. Keahlian yang sudah ada, itulah modal paling nyata,” tambahnya.

Sebagai bentuk dukungan konkret, Yuheni juga membuka peluang bagi atlet dan mantan atlet difabel untuk mengikuti Praktek Kerja Lapangan (PKL) di jaringan RM Ampera, yang selama ini dikenal cukup ramah terhadap aksesibilitas disabilitas.

Sementara itu, Ketua I Bidang Organisasi NPCI Jawa Barat, Komara, menegaskan bahwa pelatihan ini menjadi bagian dari upaya organisasi mendorong atlet agar mampu mengelola bonus prestasi secara produktif dan berkelanjutan.

“Bonus prestasi jangan habis tanpa bekas. Idealnya bisa menjadi modal usaha agar atlet bisa mandiri setelah masa bertanding selesai,” kata Komara.

Ia juga menyoroti faktor psikologis seperti rasa minder dan kurang percaya diri yang masih kerap menjadi hambatan bagi atlet disabilitas dalam merintis usaha. Melalui pelatihan ini, NPCI Jabar berharap mindset tersebut bisa berubah.

“Kuncinya ada pada motivasi diri dan dukungan keluarga. Kalau sungguh-sungguh, keyeng tangtu pareng—tujuan pasti tercapai,” pungkasnya.***(Red)

Exit mobile version