Lingkup.id Serba - Serbi Olahraga & Kesehatan Klasifikasi Jadi Fondasi Keadilan dan Prestasi Atlet Disabilitas, NPCI Jabar Perkuat Kapasitas Tenaga Teknis
Olahraga & Kesehatan

Klasifikasi Jadi Fondasi Keadilan dan Prestasi Atlet Disabilitas, NPCI Jabar Perkuat Kapasitas Tenaga Teknis

Banner Iklan 1400 x 181

Lingkup.id, Bandung – Fairness atau keadilan menjadi prinsip utama dalam setiap pertandingan olahraga disabilitas. Untuk itu, National Paralympic Committee Indonesia (NPCI) Jawa Barat berupaya memperkuat pemahaman para pengurus cabang olahraga tentang pentingnya klasifikasi yang akurat melalui Diklat dan Pelatihan Klasifikasi Atlet Disabilitas, yang berlangsung 13–14 Oktober 2025 di Hotel Golden Flower, Kota Bandung.

Sebanyak 108 peserta dari 27 pengurus cabang mengikuti kegiatan ini. Pelatihan menghadirkan narasumber dari NPCI Pusat, di antaranya DR. dr. Retno Setiani, dr. Suryo, serta dr. Ajimi dari NPCI Jawa Barat.

Menurut dr. Retno Setiani, klasifikasi bukan sekadar proses administratif, tetapi kunci memastikan pertandingan berlangsung adil dan setara.

“Tujuan utama klasifikasi adalah memastikan pertandingan berlangsung fair and equal — adil dan setara. Atlet tidak harus memiliki jenis disabilitas yang sama, tetapi kemampuan kompetitifnya harus seimbang,” jelasnya.

Retno menambahkan, mulai tahun 2025, International Paralympic Committee (IPC) menegaskan pentingnya Underlying Health Condition (UHC) atau kondisi kesehatan dasar dalam menentukan kelayakan atlet.

“Setiap cabang punya standar berbeda. Misalnya, pada bulutangkis selisih panjang tungkai minimal tujuh sentimeter, sedangkan pada renang bisa mencapai dua puluh. Jadi tidak semua kondisi disabilitas cocok untuk semua cabang,” ujarnya.

Langkah NPCI Jabar menggelar pelatihan ini mendapat dukungan penuh dari Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Jawa Barat. Dicky Waluya, Analis Kebijakan Ahli Muda Bidang Pembudayaan Olahraga Dispora Jabar, menyebut program ini strategis dalam memperkuat kualitas tenaga klasifikator daerah.

“Pelatihan ini kami dukung sepenuhnya karena menjadi dasar peningkatan mutu tenaga keolahragaan. Kami juga sedang menyiapkan sistem database klasifikasi nasional yang memudahkan pendataan dan keabsahan atlet disabilitas,” ujar Dicky.

Melalui kegiatan ini, NPCI Jabar berharap seluruh cabang olahraga memiliki tenaga yang memahami prinsip dan prosedur klasifikasi. Dengan begitu, pembinaan atlet akan semakin tepat sasaran, adil, dan berkelanjutan.

“Klasifikasi adalah pondasi pembinaan. Tanpa pemahaman yang tepat, sulit mencetak prestasi yang benar-benar objektif,” tutup dr. Ajimi, mewakili NPCI Jabar.

Exit mobile version