Lingkup.id, Tasikmalaya – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Tasikmalaya memastikan Pemungutan Suara Ulang (PSU) pada Pilkada 2025 akan berlangsung lebih efisien, menyesuaikan dengan keterbatasan anggaran. Sejumlah kegiatan seremonial dipangkas, sementara upaya sosialisasi kepada masyarakat akan diperkuat.
Pengamat Politik Tasikmalaya, Maulana Jannah, mengingatkan agar KPU tidak mengalokasikan anggaran secara berlebihan dalam pelaksanaan PSU. “Jangan sampai PSU ini menjadi ajang pemborosan dana,” ujarnya.
Ia menilai bahwa dalam kondisi keuangan yang terbatas, sebaiknya tidak ada kegiatan seremonial yang membebani anggaran. “Kalau bisa, acara yang sifatnya seremonial, seperti debat kandidat di hotel, ditiadakan atau dibuat lebih sederhana,” tambahnya.
Maulana juga menyoroti bahwa dalam PSU ini hanya ada satu perubahan calon, yakni pengganti Ade Sugianto, sementara kandidat lainnya tetap sama. “Karena visi dan misinya tidak berubah, saya rasa tidak perlu ada seremonial yang berlebihan,” katanya.
Selain itu, ia menekankan pentingnya sosialisasi yang masif menjelang pencoblosan pada 19 April 2025. “Banyak masyarakat yang belum tahu soal PSU ini, jadi sosialisasi harus benar-benar diperkuat agar partisipasi pemilih tetap tinggi,” ungkapnya.
Menanggapi hal tersebut, Ketua KPU Kabupaten Tasikmalaya, Ami Imron Tamami, membenarkan bahwa keterbatasan anggaran memaksa KPU untuk menyederhanakan berbagai kegiatan. “Sekarang hampir tidak ada lagi acara di hotel, semuanya dilakukan secara lebih efisien, seperti melalui Zoom,” jelasnya.
Namun, ia menegaskan bahwa beberapa tahapan tetap harus dijalankan sesuai aturan, termasuk debat kandidat. “Debat tetap wajib ada, tapi kami akan menyederhanakan formatnya agar lebih hemat,” katanya.
Ami juga menyampaikan bahwa sosialisasi tatap muka hanya akan dilakukan satu kali dengan melibatkan stakeholder terkait. “Selebihnya, sosialisasi dilakukan oleh PPK hingga ke tingkat desa tanpa membebani anggaran,” pungkasnya. (ydz)