Lingkup.id, Bandung – Wakil Ketua DPR RI Cucun Ahmad Syamsurijal menyatakan keseriusannya dalam mendukung percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem di Desa Wangisagara, Kecamatan Majalaya, Kabupaten Bandung. Hal itu ia sampaikan saat menghadiri acara Rembuk Desa bertema “Pengembangan Ekosistem Ekonomi Pedesaan dalam Pengentasan Kemiskinan” di Lapangan Mini Soccer Wangisagara, Sabtu (21/6/2025).
Dalam kesempatan itu, Cucun juga meninjau dan meresmikan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) BUMDes Niagara, sebagai wujud nyata optimalisasi potensi desa untuk mendukung kemandirian ekonomi masyarakat.
“Saya bersyukur bisa melihat langsung hasil kerja yang selama hampir lima tahun saya kawal melalui Panja Transfer Keuangan Daerah. Ini jadi bukti bahwa kebijakan fiskal yang saya dorong di Badan Anggaran punya dampak langsung ke desa asal saya,” ujar Cucun.
Cucun mengingatkan bahwa dirinya adalah salah satu pihak yang mendorong target nasional zero kemiskinan ekstrem pada 2025. Karena itu, ia berharap seluruh pihak di daerah, mulai dari bupati hingga camat dan kepala desa, ikut bergerak secara serius.
“Kalau pusat menargetkan 2025, maka di daerah juga harus selesai. Kalau masih ada angka kemiskinan ekstrem 5 persen di 2026, itu belum bisa disebut berhasil,” ucapnya.
Ia pun menyoroti pentingnya akurasi data kemiskinan di tingkat desa. Ia meminta kepala desa tidak menjadikan data sebagai alat untuk memperbanyak penerima bantuan.
“Kalau datanya dimanipulasi demi bansos, itu bukan solusi, itu justru memelihara kemiskinan. Kita harus jujur agar bantuan dan program tepat sasaran,” katanya.
Menurut Cucun, kondisi Desa Wangisagara sangat kontradiktif. Meski dikelilingi kawasan industri tekstil dan makanan olahan, wilayah ini masih tercatat sebagai daerah miskin ekstrem.
“Ini aneh. Di sini industrinya jalan, tapi kok masih miskin ekstrem? Ini jadi tugas serius bagi dinas dan pemerintah daerah. Jangan sampai kampung sendiri terus muncul di data nasional sebagai zona merah,” tuturnya.
Cucun juga menyampaikan dukungannya terhadap langkah Presiden Prabowo Subianto dan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 8 tentang penghapusan kemiskinan ekstrem. Ia menilai, sudah saatnya semua sektor bergerak, bukan hanya membuat program di atas kertas.
“Saya bahkan tidak sepakat dengan pernyataan bahwa kalau orang tuanya miskin, anaknya pasti miskin. Kita tidak boleh menyerah pada kondisi. Semua warga desa punya hak untuk hidup layak dan sejahtera,” tegasnya.
Cucun juga mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk saling berkolaborasi dalam mencapai target yang telah ditetapkan, termasuk pengawasan terhadap penggunaan anggaran.
“Wangisagara harus jadi bukti bahwa desa bisa bangkit. Saya tidak ingin dipilih oleh rakyat hanya untuk duduk di Jakarta tanpa hasil nyata di kampung sendiri. Tahun 2026, Wangisagara harus bebas dari kemiskinan ekstrem,” katanya.