Tasikmalaya

Program Makan Bergizi Gratis Kembali Picu Keracunan, Wabup Tasik Angkat Suara

Lingkup.id, Tasikmalaya – Kasus keracunan massal siswa kembali mencoreng program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Tasikmalaya. Sebanyak 15 anak sekolah dasar (SD) dan pendidikan anak usia dini (PAUD) di Kecamatan Cikalong mengalami gejala keracunan usai menyantap menu MBG, Kamis (18/10/2025).

Hingga Jumat pagi (19/10/2025), delapan korban masih dirawat di Puskesmas Cikalong, lima lainnya ditangani di klinik swasta, sementara dua anak menjalani perawatan di rumah. Seluruh korban berusia antara enam hingga tujuh tahun.

“Sebagian sudah ada yang pulang, tetapi tim kami masih mendata jumlah korban dengan mendatangi sekolah dan masyarakat,” ujar Kepala Puskesmas Cikalong, dr. Popon Herlina. Ia menambahkan, gejala dialami siswa berupa mual, muntah, dan pusing setelah menyantap menu mie, ayam semur cincang, krupuk pangsit, dan sawi hijau.

Popon menegaskan, penyebab pasti keracunan belum bisa dipastikan. “Kita masih menunggu hasil uji laboratorium,” katanya.

Kapolsek Cikalong, AKP Dede Dermawan, mengungkapkan korban berasal dari SD Cikalong 1, PAUD, dan beberapa sekolah lain di wilayah tersebut. “Jumlah anak yang ditangani medis hingga malam mencapai 13 orang,” ujarnya.

Kasus ini mendapat perhatian serius dari Wakil Bupati Tasikmalaya, Asep Sopari Alayubi. Ia mengaku geram karena kejadian serupa pernah terjadi sebelumnya di Kecamatan Rajapolah pada Mei 2025 dengan korban mencapai 400 siswa.

“Kenapa bisa terulang? Program strategis nasional ini harus jadi prioritas, terutama soal higienitas, pengolahan, hingga distribusi makanan. Jangan sampai ada lagi kesalahan yang mengorbankan anak-anak,” tegas Asep saat ditemui di Kantor PDAM Kabupaten Tasikmalaya, Jumat pagi.

Menurutnya, Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya sudah membentuk Satgas MBG untuk mencegah kasus serupa. Satgas bertugas mengawasi pelayanan, memetakan wilayah distribusi agar tidak tumpang tindih, serta memastikan bahan baku makanan bersumber dari daerah sendiri guna menggerakkan ekonomi lokal.

“Satgas harus lebih profesional dalam pengawasan. Jangan sampai kasus ini terulang lagi karena menyangkut kesehatan dan masa depan anak-anak kita,” ujar Asep.

    Lingkup.id Banner Iklan 960 x 150 px