Lingkup.id, Bandung – Kejuaraan “Bandung Taekwondo Open” (BTO) 2025 tak hanya menjadi ajang olahraga prestisius, tetapi juga memberikan efek ekonomi nyata bagi Kota Bandung. Wakil Wali Kota Bandung, Dr. H. Erwin, SE., M.Pd., menyebut kegiatan ini berkontribusi langsung terhadap peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD), terutama dari sektor perhotelan dan jasa.
“Kejuaraan ini menyedot ribuan peserta dari lima provinsi dan 27 kabupaten/kota. Mereka menginap di hotel-hotel dan membelanjakan uangnya di Bandung. Ini bukti bahwa taekwondo turut mendorong pertumbuhan ekonomi lokal,” ujar Erwin saat membuka BTO 2025 di Sport Hall Gymnasium UPI, Jumat, 1 Agustus 2025.
BTO edisi ke-22 ini memang mencatatkan partisipasi besar, dengan 2.550 atlet dari 201 unit dojang serta 89 wasit, termasuk 10 wasit bersertifikasi internasional. Besarnya skala event ini memperkuat posisi Bandung sebagai kota tujuan sport tourism.
Tak hanya itu, Erwin juga menyebut Pemkot Bandung tengah mempertimbangkan pembangunan venue khusus untuk cabang olahraga taekwondo, mengingat kontribusi prestasi dan potensi ekonominya.
“Kalau Bandung punya venue khusus taekwondo, tentu bisa lebih banyak event nasional dan internasional digelar di sini. Ini akan jadi investasi jangka panjang,” ucapnya.
Ketua Pengcab Taekwondo Indonesia (TI) Kota Bandung, Master Dedi Heryadi, menyambut positif wacana tersebut. Menurutnya, fasilitas yang representatif akan mendongkrak kualitas pembinaan dan prestasi atlet Bandung yang selama ini konsisten tampil di ajang nasional dan internasional seperti SEA Games, PON, hingga Porprov.
“Kalau kita punya gedung latihan seperti di Thailand, yang lengkap dengan penginapan atlet, saya yakin prestasi taekwondo Bandung akan makin melejit,” kata Dedi.
Dengan tingginya partisipasi dan nilai ekonomi dari kejuaraan ini, BTO 2025 menegaskan bahwa olahraga bukan hanya soal prestasi, tetapi juga menjadi motor penggerak ekonomi kreatif dan pariwisata di kota-kota besar seperti Bandung.***(Red)