Lingkup.id, Tasikmalaya – Polres Tasikmalaya menunjukkan dukungan konkret terhadap program ketahanan pangan nasional dengan menggelar aksi tanam jagung serentak di berbagai wilayah Kabupaten Tasikmalaya, Rabu (6/8/2025). Kegiatan ini mencakup total lahan seluas 206,3 hektare dan melibatkan berbagai elemen masyarakat.
Kapolres Tasikmalaya, AKBP Haris Dinzah, memimpin langsung kegiatan yang dipusatkan di Kampung Bebedahan, Desa Sukasenang, Kecamatan Tanjungjaya. Penanaman jagung ini merupakan bagian dari program ketahanan pangan Kuartal III tahun 2025 yang digagas secara nasional.
Tak hanya menyasar lahan pertanian konvensional, program ini juga menyentuh lahan milik pondok pesantren, mencerminkan pendekatan kolaboratif dan inklusif dalam memperkuat sektor pertanian lokal.
“Polri hadir bukan hanya menjaga keamanan, tapi juga berkontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Ketahanan pangan adalah salah satu jalur penting menuju tujuan itu,” ungkap AKBP Haris dalam sambutannya.
Total luas lahan yang ditanami jagung terbagi atas:
Lahan Baku Sawah (LBS): 5,7 hektare
Non-Lahan Baku Sawah (non-LBS): 197,1 hektare
Lahan Pondok Pesantren: 1,19 hektare
Kegiatan ini turut dihadiri oleh Asisten Daerah II Pemkab Tasikmalaya, Fuad Abdul Aziz, S.T., M.P., mewakili Bupati Tasikmalaya. Hadir pula para pejabat utama Polres Tasikmalaya, Kepala Dinas Pertanian, serta para pimpinan pondok pesantren dan tokoh masyarakat setempat.
Sinergi lintas sektor terlihat jelas dalam kegiatan ini. Selain jajaran Polsek, Balai Penyuluhan Pertanian, kelompok tani, dan pengurus Bhayangkari juga ambil bagian dalam mendorong keberhasilan program tanam jagung tersebut.
Langkah strategis melibatkan pondok pesantren dinilai mampu menjadi model pemberdayaan ekonomi berbasis komunitas sekaligus memperkuat ketahanan pangan dari akar rumput.
Dengan luas lahan yang cukup signifikan dan pelibatan berbagai pihak, diharapkan hasil panen nantinya mampu memperkuat pasokan jagung lokal. Upaya ini sekaligus diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada produk impor dan mempercepat terwujudnya swasembada pangan tahun 2025.
Seluruh rangkaian kegiatan berlangsung aman, tertib, dan kondusif, menjadi bukti bahwa kolaborasi lintas sektor mampu menciptakan gerakan yang berdampak luas bagi kesejahteraan masyarakat.