Lingkup.id Serba - Serbi Olahraga & Kesehatan BK Porprov 2026 Jadi Ajang Lahirkan Pegulat Muda Jabar Menuju PON 2028
Olahraga & Kesehatan

BK Porprov 2026 Jadi Ajang Lahirkan Pegulat Muda Jabar Menuju PON 2028

Banner Iklan 1400 x 181

Lingkup.id, Bandung – Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) menegaskan komitmennya menjaga tata kelola dan kualitas penyelenggaraan Babak Kualifikasi (BK) Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) XV/2026. Gelaran BK yang kini berlangsung di berbagai cabang olahraga—termasuk gulat—dipandang sebagai fondasi penting untuk menjaga ritme pembinaan atlet serta memastikan kesiapan Jawa Barat menuju PON 2028.

Sekretaris Dispora Jabar Gilang Sailendra menilai pelaksanaan BK tidak hanya berfungsi sebagai ajang seleksi, tetapi juga menjadi alat ukur profesionalitas seluruh elemen olahraga, mulai dari atlet, pelatih, hingga perangkat pertandingan.

“BK ini menjadi tahap strategis menjelang Porprov 2026. Melalui BK, kami berharap lahir generasi pegulat muda yang kelak bisa mengharumkan nama Jabar di PON 2028 bahkan di pentas internasional seperti SEA Games, Asian Games, hingga Olimpiade,” ujar Gilang usai membuka BK gulat di GOR Pajajaran, Bandung, Selasa (25/11/2025).

Gilang menegaskan bahwa penetapan jadwal Porprov 2026 merupakan keputusan penting Dispora bersama KONI Jabar untuk menjaga alur pembinaan. Pergeseran jadwal satu tahun saja, kata Gilang, dapat mengganggu persiapan Jabar menuju PON 2028 karena waktu yang tersedia akan sangat sempit.

Di sisi lain, Ketua Pengprov PGSI Jabar H. Yoko Angga Surya mengungkapkan bahwa antusiasme daerah terhadap cabor gulat meningkat signifikan. Sebanyak 25 pengcab mengirimkan total 268 atlet dengan batas usia maksimal 25 tahun. Dua pengcab—Pangandaran dan Cimahi—menjadi satu-satunya daerah yang absen.

“Jumlah peserta naik cukup tajam dibanding BK sebelumnya. Atlet yang lolos BK akan diproyeksikan mengisi 18 kelas di PON nanti,” ujar Yoko. Ia juga menegaskan bahwa penyelenggaraan BK gulat bebas pungutan untuk seluruh atlet sebagai bentuk komitmen mendukung pembinaan akar rumput.

Yoko turut menyampaikan apresiasi kepada KONI Jabar yang memberikan kuota 25 kelas untuk gulat di PON—jumlah yang dinilainya sebagai bukti bahwa pembinaan gulat Jabar dinilai berjalan sistematis dan berjenjang.

Ketua Bidang Pembinaan Prestasi (Binpres) KONI Jabar Arif Herdiana menilai gulat menjadi salah satu cabor yang konsisten menunjukkan progres positif dan mampu menyelesaikan proses verifikasi dengan baik, meski dihadapkan pada keterbatasan.

“Cabor gulat berkembang secara terukur dan on the track. Perolehan tiga emas di PON sebelumnya menjadi indikator kekuatan mereka. Saya optimis di bawah komando Pak Yoko, raihan emas bisa bertambah di PON 2028,” ujar Arif.

Arif juga mengingatkan bahwa pengalaman pada PON Beladiri II/2025 di Kudus harus menjadi alarm bagi banyak cabor. Dominasi Jabar tergerus oleh DKI Jakarta, bahkan muncul praktik pertandingan yang tidak normatif di salah satu cabor. Hal-hal seperti ini, kata Arif, harus diantisipasi sejak dini.

Ketua Panitia Pelaksana BK Gulat Antonius Kelikawe menegaskan bahwa meski anggaran terbatas, pihaknya berupaya memberikan penyelenggaraan terbaik.

“BK gulat ini harus jadi barometer bagi cabor lain. Kami mungkin tidak punya anggaran besar, tapi kami punya komitmen dan semangat untuk menyukseskan BK,” ujarnya.

Antonius kembali menekankan bahwa tidak ada pungutan bagi peserta, sejalan dengan garis kebijakan PGSI Jabar untuk mempermudah daerah dalam mengirim atlet.***(Red)

Exit mobile version