Lingkup.id, Bandung – Menjelang libur panjang dan puncak arus mudik Lebaran, Jasa Marga siap menerapkan sejumlah strategi untuk mengurai kepadatan di ruas tol Cipularang dan Purbaleunyi. Fokus pengamanan diprioritaskan di sejumlah titik rawan seperti Kalihurip Utama, KM 72, KM 88, hingga KM 66, yang merupakan jalur padat lintasan pemudik dari arah Bandung dan Cileunyi.
Senior General Manager Jasa Marga Metropolitan Tollroad, Widiyatmiko Nursejati, mengatakan pihaknya telah memetakan potensi kemacetan di sejumlah titik strategis.
“Beberapa titik yang kami waspadai antara lain Gerbang Tol Kalihurip Utama, rest area KM 72, KM 88, hingga KM 97. Untuk arah balik ke Jakarta, kepadatan akan lebih tinggi karena pertemuan arus dari Bandung dan Cileunyi di KM 125,” ujar Widiyatmiko dalam keterangannya, Jum’at (21/3/2025).
Ia menambahkan, puncak arus mudik diprediksi akan terjadi pada 28 Maret 2025, sedangkan arus balik diperkirakan mencapai puncaknya pada 6 April 2025. Volume kendaraan selama periode ini diperkirakan mencapai 733.000 unit saat mudik dan 748.000 unit saat balik, dengan arus tertinggi sekitar 59.000 kendaraan per hari.
“Kami berupaya menjaga kelancaran di KM 66, titik kritis saat arus kendaraan bertemu. Bila terjadi penumpukan, rekayasa lalu lintas seperti sistem buka-tutup di Gerbang Tol Sadang dan pengalihan ke Tol Japek II Selatan akan kami terapkan,” jelasnya.
Jasa Marga juga mencatat waktu rawan kemacetan terjadi sejak menjelang magrib hingga tengah malam. Hal ini disebabkan oleh pertemuan arus dari berbagai arah, termasuk dari Trans Jawa dan Bandung yang saling bertemu di ruas-ruas utama tol.
“Tahun lalu, penumpukan cukup panjang terjadi dari Kalihurip maupun arah Cikampek. Ketika diberlakukan sistem one way, kendaraan dari Trans Jawa mendapat prioritas, sementara yang dari arah Bandung tertahan,” ungkap Widiyatmiko.
Sebagai antisipasi tambahan, Jasa Marga menyiapkan unit crane untuk mempercepat evakuasi kendaraan besar seperti truk yang mengalami gangguan. Rekonstruksi juga telah dilakukan di sejumlah titik jalan seperti KM 92 agar tetap mulus dan aman saat digunakan di masa puncak liburan.
Di sisi layanan, Jasa Marga juga menerapkan sistem jemput kartu oleh petugas di gerbang tol guna mempercepat proses transaksi.
“Petugas dengan mobile reader akan berjalan ke depan kendaraan, mengambil kartu dan melakukan transaksi lebih dulu. Cara ini terbukti mempercepat antrean di gerbang tol,” kata Widiyatmiko.
Jasa Marga berharap kebijakan diskon tarif tol yang diberlakukan dapat mendorong pemudik melakukan perjalanan lebih awal atau setelah puncak arus, sehingga kemacetan bisa dihindari.
“Kami sudah evaluasi dan belajar dari tahun lalu. Tahun ini, semua langkah antisipasi sudah kami siapkan jauh hari,” pungkasnya.