Lingkup.id, Bandung – Ketua Pengprov Persatuan Gulat Seluruh Indonesia (PGSI) Jawa Barat, H. Yoko Angga Surya, menegaskan bahwa keberhasilan Babak Kualifikasi (BK) Porprov XV/2026 cabor gulat tidak hanya diukur dari kelancaran pertandingan, tetapi terutama dari tingginya standar fair play, transparansi, dan profesionalitas panitia. Hal itu menjadi fondasi lahirnya atmosfer kompetitif yang sehat dan munculnya pegulat muda potensial.
BK yang berlangsung pada 24–27 November 2025 ini diikuti 268 atlet dari 25 Pengcab dengan batas usia maksimal 25 tahun. Dua daerah, Pangandaran dan Kota Cimahi, absen dalam gelaran kali ini.
Menurut Yoko, penerapan prinsip transparansi sejak masa persiapan telah menjadi kunci utama.
“Sejak manajer meeting saya tekankan agar tidak boleh ada satu pihak pun yang diuntungkan. Wasit harus menjalankan rule of the game tanpa kompromi,” tegasnya di GOR Pajajaran Bandung, Kamis (27/11/2025).
Meski BK berjalan lancar, Yoko mengakui sempat terjadi dinamika terkait keabsahan atlet dan proses pengundian yang menggunakan sistem teknologi informasi (IT). Beberapa peserta menyuarakan kekhawatiran mengenai potensi ketidakadilan pada sistem undian.
“Aspirasi peserta disampaikan ke technical delegate, lalu dilimpahkan ke saya. Untuk menjaga kepercayaan semua pihak, saya putuskan undian dilakukan manual. Dan alhamdulillah semuanya clear,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa unsur non-teknis tidak boleh muncul dalam pelaksanaan BK gulat di Jawa Barat.
Usai BK, Yoko menyoroti pentingnya komunikasi antara atlet, pelatih, dan pengcab dalam menyusun strategi menuju Porprov 2026.
“Bagi pengcab yang belum mendapatkan medali, tidak perlu khawatir. Masih ada waktu satu tahun untuk berbenah,” katanya.
Ia juga membuka akses penuh bagi seluruh pengcab untuk menggunakan Hall Gulat GOR Pajajaran, yang disebutnya sebagai rumah bersama insan gulat Jawa Barat.
Sementara itu, prestasi pegulat Kota Bandung tetap menjadi catatan penting. Kota Bandung tampil sebagai juara umum dengan 10 emas, 1 perak, dan 6 perunggu melampaui dominasi Kabupaten Bandung yang selama ini kuat di cabor gulat.
Namun bagi Yoko, keberhasilan BK kali ini bukan hanya soal siapa juara, melainkan proses pembinaan.
Ketua Pengcab PGSI Kota Bandung, Rendy Saputra, mengaku sangat puas atas pencapaian atletnya.
“Target awal kami hanya 4 emas. Ternyata hasilnya 10 emas. Ini bukti keberhasilan pembinaan usia dini,” ujarnya.
Dari 20 pegulat yang diturunkan (15 putra dan 5 putri), 19 atlet lolos BK. Selanjutnya, Kota Bandung akan kembali masuk fase pemantapan menuju Porprov setelah menunggu arahan KONI Kota Bandung.***(Red)



