Lingkup.id, Tasikmalaya – Peringatan Milad Muhammadiyah ke-113 di Kabupaten Tasikmalaya menjadi momentum penting bagi pemerintah daerah dan Muhammadiyah untuk memperkuat kontribusi organisasi tersebut di sektor pendidikan, kesehatan, serta mendorong lahirnya pilar baru di bidang ekonomi bisnis. Salah satu agenda besar yang disorot adalah rencana pendirian Rumah Sakit Muhammadiyah di Kabupaten Tasikmalaya.
Wakil Bupati Tasikmalaya Asep Sopari Alayubi mengatakan Muhammadiyah merupakan organisasi yang konsisten menghadirkan amal usaha bagi masyarakat, utamanya di bidang pendidikan, kesehatan, dan sosial. Ia menilai transformasi Muhammadiyah yang kini turut bergerak dalam sektor keusahawanan merupakan langkah strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) di Tasikmalaya.
“Selama ini kita mengenal Muhammadiyah dengan berbagai amalnya, dari pendidikan, kesehatan hingga sosial. Hari ini Muhammadiyah juga bertransformasi dan bergerak di bidang usaha. Ini sangat membantu dalam memajukan SDM Kabupaten Tasikmalaya,” ujar Asep Sopari, usai menghadiri acara Milad Muhammadiyah ke-113 di Pondok Pesantren Al-Furqon Singaparna, Sabtu (29/11/25).
Asep menegaskan bahwa Pemkab Tasikmalaya saat ini hanya mampu membangun satu rumah sakit daerah, yaitu RSUD KHZ Musthafa, sehingga keberadaan rumah sakit baru akan sangat membantu pemerataan pelayanan kesehatan.
“Pelayanan kesehatan kita perlu diperluas. Muhammadiyah terkenal dengan pelayanan kesehatan melalui PKU di berbagai daerah. Karena itu kami menyambut baik rencana pendirian Rumah Sakit Muhammadiyah di Kabupaten Tasikmalaya agar pelayanan bisa terbagi dan lebih maksimal,” ungkapnya.
Ketua PP Muhammadiyah KH. Dr. Anwar Abbas dalam kesempatan yang sama menjelaskan bahwa Muhammadiyah selama ini kuat di dua pilar utama, yakni pendidikan dan pelayanan kesehatan. Namun kini, organisasi berusia lebih dari satu abad itu tengah mengembangkan pilar ketiga: ekonomi bisnis.
Menurutnya, banyak kader Muhammadiyah yang memiliki kompetensi tinggi di berbagai perusahaan nasional maupun multinasional, namun tidak terhubung secara langsung dengan upaya penguatan ekonomi organisasi.
“Selama ini pendidikan dan kesehatan kita sudah bagus. Sekarang kita menambahkan pilar ketiga, yaitu ekonomi bisnis. Banyak kader Muhammadiyah bekerja sebagai manajer di perusahaan besar, tapi belum terhubung dengan Muhammadiyah,” kata Anwar Abbas.
Anwar menilai aset-aset Muhammadiyah seperti sekolah, kampus, dan rumah sakit memiliki potensi ekonomi besar jika dikelola secara profesional.
“Jika dikelola secara profesional, aset Muhammadiyah bisa berkembang luar biasa. Termasuk rencana pendirian rumah sakit di Tasikmalaya, ini bukti bahwa masyarakat Tasik perlu lebih serius memperhatikan pembangunan kesehatan,” ujarnya.
Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Tasikmalaya, Iwa Kurniawan, mengungkapkan pihaknya tengah mengkaji peningkatan status Klinik Utama Muhammadiyah menjadi Rumah Sakit Muhammadiyah tipe D.
“Kami sedang berupaya meningkatkan status klinik menjadi rumah sakit. Kami sudah berkoordinasi dengan rumah sakit Muhammadiyah lain dan mendapat respons positif dari Pemkab Tasikmalaya terkait perizinan,” jelas Iwa.
Selain itu, Iwa membenarkan adanya tawaran dari Pemkab Tasikmalaya untuk membangun Rumah Sakit Muhammadiyah di wilayah timur Tasikmalaya. Lahan telah disiapkan pemerintah daerah, sementara proses pembangunan akan dibiayai oleh Muhammadiyah.
“Tanahnya disediakan Pemkab, sementara anggaran pembangunan menjadi tanggung jawab Muhammadiyah. Ini tentu bertahap, karena kebutuhan anggarannya besar. Untuk peningkatan status klinik saja kami menghitung membutuhkan sekitar Rp41 miliar, dari pembebasan lahan, pembangunan gedung hingga pengadaan fasilitas,” paparnya.
Kolaborasi antara Pemkab Tasikmalaya dan Muhammadiyah dalam agenda kesehatan dan penguatan ekonomi umat diharapkan menjadi langkah nyata meningkatkan kualitas pelayanan publik sekaligus memperkuat kemandirian ekonomi masyarakat. Keputusan pembangunan Rumah Sakit Muhammadiyah dinilai sebagai upaya strategis dalam menjawab kebutuhan layanan kesehatan yang semakin mendesak di wilayah tersebut.


