Olahraga & Kesehatan

Bimtek Guru SLB Jadi Langkah Strategis Regenerasi Atlet Disabilitas Jabar

Lingkup.id, Bandung – Untuk menjawab tantangan regenerasi atlet disabilitas di Jawa Barat, National Paralympic Committee Indonesia (NPCI) Jabar menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) bagi Guru Sekolah Luar Biasa (SLB) se-Jawa Barat di Arion Suites Hotel, Jalan Otto Iskandardinata, Kota Bandung, Rabu (19/11/2025). Kegiatan bertema “Kolaborasi NPCI Jabar dengan Sekolah Menuju Jabar Istimewa” ini menjadi momentum penting untuk memperkuat peran sekolah sebagai sumber utama talenta muda atlet paralimpik.

Hadir dalam kegiatan tersebut Analis Kebijakan Ahli Muda Bidang Pembudayaan Olahraga Dispora Jabar Dicky Waluya, Sekum NPCI Jabar Andi Supriadi, Ketua II Binpres Aip Saputra, serta Ketua Pelaksana Suprayitno. Empat narasumber dari UNPAD, MKKS Kabupaten Bandung, dan FPOK UPI turut memberi penguatan materi, mulai dari klasifikasi disabilitas hingga pengembangan karakter atlet.

Dicky Waluya menekankan bahwa salah satu kunci keberhasilan Jawa Barat dalam mempertahankan prestasi di ajang pelajar seperti PEPARPEDA dan PEPARPENAS adalah kemampuan menemukan atlet sejak dini. Peran guru SLB dinilai sangat vital.

“Event-event pelajar membutuhkan atlet yang berstatus pelajar. Jadi keberadaan guru SLB sebagai mitra pencetak talenta baru sangat penting,” jelas Dicky.

Ia menyebutkan, Dispora Jabar langsung menyetujui pengajuan Bimtek ini karena melihat urgensi pembinaan usia dini. Menurutnya, kolaborasi sekolah dan NPCI Jabar akan memperkuat arah pencarian bibit atlet dari kalangan pelajar disabilitas.

“SLB adalah rumah bagi para pelajar disabilitas. Dengan kegiatan ini, kami bisa lebih terarah dalam mencari bibit atlet. Insya Allah Bimtek akan digelar setiap tahun,” tambahnya.

Sekum NPCI Jabar Andi Supriadi menyoroti kondisi terbaru setelah gelaran PEPARPENAS di Jakarta. Jabar memang tampil sebagai juara umum, namun banyak atlet yang tampil tahun ini tidak lagi memenuhi batas usia untuk event berikutnya.

“Analisa kami menunjukkan banyak atlet yang sudah tidak bisa turun lagi dua tahun ke depan. Karena itu Bimtek ini sangat penting agar kita menemukan kembali atlet-atlet pelajar yang potensial,” ucap Andi.

Andi juga memaparkan beragam materi Bimtek, seperti klasifikasi atlet dari dr. Azzmi (UNPAD), pemahaman karakter psikologis atlet disabilitas dari Made Nisa Adriana Widiastini (UNPAD), dan pengembangan keterampilan atlet dari Dr. Jajat (FPOK UPI).

Ia menambahkan, seiring menguatnya program inklusi, pelajar disabilitas kini tidak hanya berada di SLB tetapi juga bersekolah di sekolah umum. Karena itu, sasaran Bimtek ke depan bisa diperluas.

“Tahun depan mungkin Bimtek tidak hanya untuk Guru SLB, tetapi juga guru di sekolah umum,” ujarnya.

Ketua Panitia Bimtek Suprayitno menjelaskan bahwa kegiatan ini mengundang perwakilan dari 27 Pengcab NPCI Kota/Kabupaten dan masing-masing dua perwakilan dari SLB: guru olahraga dan wali murid. Fokus utama tahun ini adalah pemetaan potensi atlet untuk menghadapi Peparda 2026.

“Tujuan besarnya adalah menggali bibit atlet dengan usia yang sesuai. Regenerasi harus berjalan, dan Bimtek ini menjadi fondasinya,” ujar Suprayitno, yang juga Ketua NPCI Kabupaten Indramayu.

Mayoritas peserta adalah guru SLB tingkat SMP, namun terdapat pula guru tingkat SMA yang menangani pelajar dengan usia potensial menjadi atlet.

Suprayitno menambahkan pentingnya pemahaman guru mengenai klasifikasi atlet, seperti tuna netra, tuna daksa, dan tuna rungu. Khusus untuk tuna rungu, ia menegaskan bahwa klasifikasi ini kini tidak berada di bawah NPCI tetapi berada dalam naungan GERKATIN (Gerakan untuk Kesejahteraan Tunarungu Indonesia),” ungkap Suprayitno.***(Red)

    Lingkup.id Banner Iklan 960 x 150 px