Lingkup.id, Sumedang – Kabupaten Sumedang kini memiliki destinasi wisata baru yang menarik, yaitu Tampomas Eco Park, sebuah wisata ekosistem yang merupakan hasil reklamasi dari bekas galian C.
Lokasi wisata ini terletak di kaki Gunung Tampomas, tepatnya di Dusun Ciseureuh, Desa Cibeureum Wetan, Kecamatan Cimalaka, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.
Pembuatan tempat wisata seluas 20 hektar di bawah kaki Gunung Tampomas itu dilakukan oleh PT. Kencana Lima Delapan, dan dilakukan soft launching pada Kamis (30/1/2025) oleh Penjabat (Pj) Bupati Sumedang, Yudia Ramli.
Dalam peresmian tersebut, Yudia menekankan bahwa Tampomas Eco Park adalah satu-satunya wisata berbasis pelestarian lingkungan yang ada di Sumedang.
“Hari ini saya meresmikan Tampomas Eco Park, yang pertama dan satu-satunya di Sumedang karena ini berbasis pelestarian lingkungan,” kata Yudia.
Yudia menuturkan, wisata ini berkonsep agrowisata, yang dihasilkan dari proses reklamasi bekas galian C. Ia mengungkapkan, keberhasilan reklamasi ini menjadi contoh penting bahwa kawasan yang pernah terganggu bisa pulih dan berkembang menjadi destinasi wisata yang bermanfaat.
“Ini hasil reklamasi, bukan hal yang mudah, tetapi luar biasa,” katanya.
Ia berharap, wisata ini tidak hanya menjadi tempat yang indah, tetapi juga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar.
“Bisa menjadi destinasi wisata, masyarakat sekitar ekonominya bisa meningkat. Yang bagus ini bisa menjadi percontohan, bukan hanya lingkungan yang indah tapi juga bermanfaat,” harapannya.
Sementara itu Direktur Utama Agrowisata Tampomas Eco Park, Gilar Sabila Rosyad menjelaskan, bahwa konsep wisata ini mengusung tagline ‘One Stage Healing’, yaitu menyediakan berbagai fasilitas di satu tempat.
Pengunjung dapat menikmati penginapan dengan pemandangan indah, vila, kafe, restoran dengan menu khas Sunda, serta berbagai fasilitas lainnya seperti go car, camper van, camping ground, dan karaoke.
“Jadi konsep tempat ini tuh sebenarnya kita punya tagline di sini ‘One Stage Healing’, jadi satu tempat banyak fasilitas. Jadi orang-orang yang datang kesini itu diharapkan tidak bingung karena apapun di sini ada, fasilitas dari mulai penginapan rumah kayu, terus ada vila, ada kafe, ada restoran makan Sunda, terus ada go car, camper van, camping ground, karaoke dan masih ada fasilitas penunjang lainnya,” kata Gilar.
Proses reklamasi yang dilakukan memakan waktu hampir 4,5 tahun, dimulai dari bekas galian pasir hingga menjadi kawasan wisata ini. Saat ini, pembangunan sudah mencapai 45 persen dan diharapkan pada tahun 2026 sudah beroperasi sepenuhnya.
“Kami menargetkan pertengahan tahun ini sudah bisa dibuka untuk umum, dan pada 2026 seluruh fasilitas dapat beroperasi sepenuhnya,” ujar Gilar.
Dengan konsep yang unik dan berbasis pada pelestarian lingkungan, Tampomas Eco Park diharapkan dapat menjadi contoh wisata reklamasi yang dapat diterapkan di berbagai daerah, baik secara lokal maupun nasional.